Pemanis buatan adalah bahan tambahan pangan buatan manusia yang dapat menghasilkan rasa manis tetapi sangat sedikit atau bahkan tidak memiliki nilai gizi [1]. Indonesia memiliki SNI 01-6993-2004 tentang Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan [2]. Berikut ini beberapa pemanis buatan yang dibahas dalam standar tersebut:
Silitol (Xylitol)
Silitol dengan rumus kimia C5H12O5 adalah monosakarida poliol (1, 2, 3, 4, 5–Pentahydroxipentane) yang secara alami terdapat dalam beberapa buah dan sayur. Silitol berupa senyawa yang berbentuk bubuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan berasa manis. Silitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,4 kkal/g atau setara dengan 10,03 kJ/g [2].
Baca juga: Proposal Penelitian Demam Berdarah
Silitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi, menurunkan akumulasi plak pada gigi, dan merangsang aliran ludah dalam pembersihan dan pencegahan kerusakan gigi. JECFA menyatakan silitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan silitol pada berbagai produk pangan berkisar antara 10.000 sampai dengan 30.000 mg/kg produk, dan sebagian digolongkan sebagai GMP/CPPB [2].
Sorbitol
Sorbitol atau D-Sorbitol atau D-Glucitol atau D-Sorbite adalah monosakarida poliol (1,2,3,4,5,6–Hexanehexol) dengan rumus kimia C6H14O6. Sorbitol berupa senyawa yang berbentuk granul atau kristal dan berwarna putih dengan titik leleh berkisar antara 89° sampai dengan 101°C, higroskopis dan berasa manis. Sorbitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan 0,5 sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g atau setara dengan 10,87 kJ/g. Penggunaannya pada suhu tinggi tidak ikut berperan dalam reaksi pencoklatan (Maillard). Fungsi lain sorbitol yaitu sebagai bahan pengisi (filler/bulking agent), humektan, pengental (thickener), mencegah terbentuknya kristal pada sirup [2].
Baca juga: Susu sapi impor dari Australia
Sorbitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi dan sangat bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes dan diet rendah kalori. Meskipun demikian, US CFR memberi penegasan bahwa produk pangan yang diyakini memberikan konsumsi sorbitol lebih dari 50 g per hari, perlu mencantumkan pada label pernyataan: “konsumsi berlebihan dapat mengakibatkan efek laksatif “. JECFA menyatakan sorbitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan sorbitol pada berbagai produk pangan berkisar antara 500 sampai dengan 200.000 mg/kg produk, dan sebagian digolongkan sebagai GMP/CPPB [2].
Sukralosa (Sucralose)
Sukralosa adalah triklorodisakarida yaitu 1,6-Dichloro- 1,6- dideoxy-ß-D-fructofuranosyl -4-chloro-4-deoxy-α-D-galactopyranoside atau 4, 1’,6’- trichlorogalactosucrose dengan rumus kimia C12H19Cl3O8 merupakan senyawa berbentuk kristal berwarna putih; tidak berbau; mudah larut dalam air, methanol dan alcohol; sedikit larut dalam etil asetat, serta berasa manis tanpa purna rasa yang tidak diinginkan. Sukralosa memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 600 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori [2].
Baca juga: Hubungan Pertambahan Usia dengan Kebutuhan Gizi
Sukralosa tidak digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh karena tidak terurai sebagaimana halnya dengan sukrosa. Sukralosa tidak dapat dicerna, dan langsung dikeluarkan oleh tubuh tanpa perubahan. Hal tersebut menempatkan sukralosa dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi wanita hamil dan menyusui serta anak-anak segala usia. Sukralosa teruji tidak menyebabkan karies gigi, perubahan genetik, cacat bawaan, dan kanker. Selanjutnya sukralosa tidak pula berpengaruh terhadap perubahan genetik, metabolisme karbohidrat, reproduksi pria dan wanita serta terhadap sistem kekebalan. Oleh karena itu, maka sukralosa sangat bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes baik tipe I maupun II. JECFA menyatakan sukralosa merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 10 sampai dengan 15 mg/kg berat badan. CAC mengatur maksimum penggunaan sukralosa pada berbagai produk pangan berkisar antara 120 sampai dengan 5.000 mg/kg produk [2].
Asesulfam-K (Acesulfame Potassium)
Asesulfam-K dengan rumus kimia C4H4KNO4S atau garam kalium dari 6-methyl-1,2,3-oxathiazin-4(3H)-one-2,2-dioxide atau garam Kalium dari 3,4-dihydro-6-methyl-1,2,3-oxathiazin-4-one-2,2 di- oxide merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 200 kali tingkat kemanisan sukrosa tetapi tidak berkalori. Kombinasi penggunaan asesulfam-K dengan asam aspartat dan natrium siklamat bersifat sinergis dalam mempertegas rasa manis gula. Fungsi lain yang dimiliki asesulfam-K yaitu sebagai penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah [2].
Baca juga: Berbagai operasi pada bola mata
Beberapa kajian memperlihatkan bahwa asesulfam-K tidak dapat dicerna, bersifat non glikemik dan non kariogenik, sehingga JECFA menyatakan aman untuk dikonsumsi manusia sebagai pemanis buatan dengan ADI sebanyak 15 mg/kg berat badan. CAC mengatur maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan berkisar antara 200 sampai dengan 1.000 mg/kg produk. Sementara CFR mengatur maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan dalam GMP atau CPPB. Sedangkan FSANZ mengatur maksimum penggunaan asesulfam-K pada berbagai produk pangan berkisar antara 200 sampai dengan 3.000 mg/kg produk [2].
Aspartam (Aspartame)
Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil ester (APM) dengan rumus kimia C14H18N2O5 atau 3-amino-N(α-carbomethoxy-phenethyl)succinamic acid, N-L-α-aspartyl-L-phenylalanine-1-methyl ester merupakan senyawa yang tidak berbau, berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan berasa manis. Aspartam memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 60 sampai dengan 220 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 0,4 kkal/g atau setara dengan 1,67 kJ/g. Kombinasi penggunaan aspartam dengan pemanis buatan lain dianjurkan terutama untuk produk-produk panggang dalam mempertegas cita-rasa buah. Fungsi lain yang dimiliki aspartam yaitu sebagai penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah [2].
Baca juga: Malaria di Indonesia
Kajian digestive dari Monsanto memperlihatkan bahwa aspartam dimetabolisme dan terurai secara cepat menjadi asam amino, asam aspartat, fenilalanin, dan metanol, sehingga dapat meningkatkan kadar fenilalanin dalam darah. Oleh karena itu pada label, perlu dicantumkan peringatan khusus bagi penderita fenilketonuria. Penggunaan aspartam sesuai dengan petunjuk FDA dinilai aman bagi wanita hamil. JECFA mengijinkan aspartam sebagai pemanis buatan dengan ADI sebanyak 50 mg/kg berat badan. CAC mengatur maksimum penggunaan aspartam pada berbagai produk pangan berkisar antara 500 sampai dengan 5.500 mg/kg produk. Sementara CFR mengatur penggunaan aspartam tidak lebih dari 0,5 % dari berat bahan siap dipanggang atau dari formulasi akhir khususnya untuk produk pangan yang dipanggang. Sedangkan FSANZ mengatur bahwa maksimum penggunaan aspartam pada berbagai produk pangan berkisar antara 150 sampai dengan 10.000 mg/kg produk [2].
Manitol (Mannitol)
Manitol dengan rumus kimia C6H14O6 atau D-mannitol; 1,2,3,4,5,6-hexane hexol merupakan monosakarida poliol dengan nama kimiawi Manitol berbentuk kristal berwarna putih, tidak berbau, larut dalam air, sangat sukar larut di dalam alkohol dan tidak larut hampir dalam semua pelarut organik. Manitol berasa manis dengan tingkat kemanisan relatif sebesar 0,5 sampai dengan 0,7 kali tingkat kemanisan sukrosa. Nilai kalori manitol sebesar 1,6 kkal/g atau 6,69 kJ/g. Anti kempal (anticaking agent), pengeras (firming agent), penegas cita rasa (flavor enhancer), pembasah atau pelumas, pembentuk tekstur, pendebu (dusting agent), penstabil (stabilizer), dan pengental (thickener) merupakan fungsi lain yang dimiliki manitol [2].
Baca juga: Penyakit kronis dan hubungannya dengan gizi
Manitol termasuk dalam golongan GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi, dan tidak menyebabkan peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam darah bagi penderita diabetes. Konsumsi manitol sebanyak 20 g/hari akan mengakibatkan efek laksatif. JECFA menyatakan manitol merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia. CAC mengatur maksimum penggunaan manitol pada berbagai produk pangan sebanyak 60.000 mg/kg produk dan sebagian digolongkan sebagai GMP/CPPB [2].
Sakarin (Saccharin)
Sakarin sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan natrium sakarin dengan rumus kimia (C14H8CaN2O6S2.3H2O), (C7H4KNO3S.2H2O), dan (C7H4NaNO3S.2H2O). Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Sakarin memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 300 sampai dengan 500 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi penggunaannya dengan pemanis buatan rendah kalori lainnya bersifat sinergis. Fungsi lain yang dimiliki sakarin yaitu sebagai penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah [2].
Baca juga: IPK mahasiswa Fakultas Kedokteran
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat dikeluarkan melalui urin tanpa perubahan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sakarin tidak bereaksi dengan DNA, tidak bersifat karsinogenik, tidak menyebabkan karies gigi, dan cocok bagi penderita diabetes. JECFA menyatakan sakarin merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 5,0 mg/kg berat badan. Sejak bulan Desember 2000, FDA telah menghilangkan kewajiban pelabelan pada produk pangan yang mengandung sakarin, dan 100 negara telah mengijinkan penggunaannya. CAC mengatur maksimum penggunaan sakarin pada berbagai produk pangan berkisar antara 80 sampai dengan 5.000 mg/kg produk [2].
Sakarin masih meninggalkan rasa pahit pada produk pangan sehingga penggunanya terbatas [1]. Harga yang relatif murah membuat sakarin banyak digunakan pedagang kecil [3].
Siklamat (Cyclamates)
Siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis. Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan pengawet. Fungsi lain yang dimiliki siklamat yaitu sebagai penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah [2].
Baca juga: Kandungan Gizi Sayur Okra
Pemberian siklamat dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan kerusakan genetik dan atropi testikular. Informasi yang dikumpulkan oleh CCC (Calorie Control Council) menyebutkan bahwa konsumsi siklamat tidak menyebabkan kanker dan non mutagenik. Pada tahun 1984, FDA menyatakan bahwa siklamat tidak bersifat karsinogenik. JECFA menyatakan siklamat merupakan bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 11,0 mg/kg berat badan. CAC mengatur maksimum penggunaan siklamat pada berbagai produk pangan berkisar antara 100 sampai dengan 2.000 mg/kg produk. Kanada dan USA tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pangan [2].
Pemanis buatan natrium siklamat di pasaran dikenal dengan nama sarimanis. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksamina bersifat karsinogenik sehingga ekskresi dalam urin dapat merangsang pertumbuhan tumor pada kandung kemih tikus yang dilakukan sebagai hewan percobaan. Penggunaan yang melewati batas akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti tremor, asma, iritasi, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, hipertensi, diare, kebotakan, gangguan seksual, dan kanker otak [1,3]. Berikut ini ialah gambar rumus bangun siklamat (kiri) dan sakarin (kanan) [3]:
Istilah dan singkatan [2]
- ADI = Acceptable Daily Intake
- CAC = Codex Alimentarius Commission CCC = Calorie Control Council
- CFR = Code of Federal Regulations
- CPPB = Cara Produksi Pangan yang Baik
- FDA = Food and Drug Administration
- FSANZ = Food Standard Australian and New Zealand
- GMP = Good Manufacturing Practices
- GRAS = Generally Recognized As Safe
- INS = International Numbering System
- JECFA = Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives
- kJ = kiloJoule
- kkal = kilokalori
Disusun oleh Yoseph Samodra. 19 Oktober 2017. Sumber:
[1] Hadju NA. 2012. Analisis Zat Pemanis Buatan pada Minuman Jajanan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Manado. Diakses melalui ejournal.unsrat.ac.id/index.php/cocos/article/viewFile/725/582 pada 19 Oktober 2017.
[2] SNI 01-6993-2004. Bahan tambahan pangan pemanis buatan – Persyaratan penggunaan dalam produk pangan. Diakses melalui pergizi.org/images/stories/downloads/SNI/26332_sni%2001-6993-2004_btp%20pemanis%20buatan.pdf pada 19 Oktober 2017.
[3] Noriko N, dkk. 2011. Studi Kasus Terhadap Zat Pewarna, Pemanis Buatan dan Formalin pada Jajanan Anak di SDN Telaga Murni 03 dan Tambun 04 Kabupaten Bekasi. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 1, No. 2, Hal 47-53.
Glikoprotein larut yang ditemukan dalam plasma dengan berat molekular 340kDa adalah…
A. Fibrinogen
B. Globulin
C. Albumin
D. Protease
E. Sitokin
Jawaban :
A. Fibrinogen
Penjelasan :
Fibrinogen merupakan glikoprotein larut yang ditemukan dalam plasma dengan berat molekul 340kDa
Nama : Anastasia Dwi Maharani
NIM : 41170206
LikeLike
Yang merupakan produk degradasi fibrin adalah
A. Glikoprotein
B. Polipeptida
C. Intima
D. Protein
E. Lemak
Jawab: C. Intima
Pembahasan:
Produk degradasi fibrin yaitu intima, stimulasi mitogenesis, dan sintesis kolagen, mengikat leukosit dan mengubah permeabilitas endotel
Edenia Asisaratu
NIM: 41170186
LikeLike
Pengaktifan protombin menjadi trombin dan penguraian fibrinogen menjadi bekuan fibrin merupakan respon dari…
A. Jalur ekstrinsik
B. Jaring fibrin
C. Jalur intrinsik
D. Sumbat trombosit
E. Jalur ekstrinsik dan intrinsik
Jawaban : E. Jalur ekstrinsik dan intrinsik
Pembahasan : Biokimia Harper edisi 29 halaman 736
LikeLike
Berikut ini yang merupakan faktor yang menjadi pengaruh penting plasma fibrinogen, kecuali…
a. Olahraga
b. IMT
c. Genetik
d. Status hormonal
e. Konsumsi alkohol
Jawaban: C
Penjelasan: Faktor yang mempengaruhi plasma fibrinogen, antara lain jenis kelamin, usia, IMT, sindrom metabolik, latihan fisik, vitamin C dan infeksi, status hormonal, rokok, alkohol
Oey, Yedida Stephanie S
41170190
LikeLike
1. Glikoprotein yang ditemukan di plasma yang berperan penting dalam proses peradangan, trombogenesis, dan anterogenesis adalah..
A. Protrombin
B. Fibrin
C. Trombin
D. Fibrinogen
E. Fragmen
Jawaban :
D. Fibrinogen
Penjelasan :
Glikoprotein yang ditemukan di plasma yang berperan penting dalam proses peradangan, trombogenesis, dan anterogenesis adalah fibrinogen
Sumber : Rangkuman jurnal “Fibrinogen : Biokimia, Epidemiologi, dan Determinasi”
2. Di bawah ini merupakan pernyataan yang benar mengenai platelet, kecuali..
A. Platelet terlibat dalam proses memicu peradangan
B. Platelet terlibat dalam proses melawan infeksi mikroba
C. Platelet terlibat dalam proses utama menghentikan perderahan cedera vaskuler
D. Platelet terlibat dalam proses menurunkan metastasis tumor
E. Platelet terlibat dalam proses pemisahan pembuluh darah/limfatik/embrionik
Jawaban : D
Penjelasan : Seharusnya platelet terlibat dalam proses meningkatkan metastasis tumor
Sumber : Rangkuman jurnal ” Biokimia Trombosit Darah”
Nama : Intan Saraswati Dara Dwiyoga
NIM : 41170194
LikeLike
Adanya bukti bahwa level plasma fibrinogen dan gangguan kardiovaskular terjadi karena adanya interaksi dengan…
A.lingkungan dan faktor yang berasal dari luar
B.lingkungan dan usia
C.Usia dan Indeks Masa Tubuh
D.Lingkungan dan perbedaan musin
E.Usia dan genetik
Jawaban : A lingkungan dan faktor yang berasal dari dalam
Penjelasan : Adanya bukti bahwa level plasma fibrinogen dan gangguan kardiovaskular mungkin saja terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan dan faktor yang berasal dari luar (faktor ekstrinsik)
Jurnal : Fibrinogen,biokimia,epidemiologi dan determinan
Nama : Carolina Devi Santi M
NIM : 41170122
LikeLike
Perbedaan antara tabung sitrat (tutup biru) dan tabung fibrin ( tutup ungu ) …
A. Tabung biru lama membeku dan
tabung ungu cepat membeku
B. Tabung biru dan ungu tidak
mengandung fibrin
C. Tabung biru mengandung fibrin dan
tabung ungu tidak mengandung fibrin
yang mempengaruhi proses
pembekuan darah
D. Tabung biru berisi darah dan tabung
ungu berisi aquades
E. Tabung biru dan tabung ungu berisi
aquades
Jawaban: C
Pembahasan:
Pada tabung biru ( tabung sitrat ) mengandung fibrin yang dapat mempengaruhi waktu pembekuan darah relatif cepat sedangkan, pada tabung ungu tidak mengandung fibrin yang menyebabkan proses pembekuan darah relatif lambat.
Sumber : Biokimia kedok dasar Marks Dawn dan Biokimia Harper edisi 29
Ivon Widiastuti
41170178
LikeLike
interferensi postmortem disebabkan oleh berbagai macam faktor dibawah ini , kecuali ..
a.prosedur analisis
b.kemungkinan reaksi supravital
c.diferensiasi dan proliferasi sel
d.difusi
e. status saat kematian
JAWABAN : C
Pembahasan : interferensi postmortem disebabkan oleh berbagai macam faktor , seperti status pada saat kematian,kemungkinan reaksi supravital,kebocoran dan penghancurn sel,difusi atau redistribusi dan prosedur analisis.
Sumber : Jurnal “Biokimia postmortem dalam menentukan kematian”
Lucia Vini Puspita Rodja (41170158)
LikeLike
Peningkatan kadar plasma fibrinogen dikaitkan dengan peningkatan resiko gangguan pada .. ?
a. Hemostasis
b.Fibrinolisis
c.Gastrointestinal
d.kardiovaskular
e.respon imun
JAWABAN : D
Pembahasan : peningkatan kadar plasma fibrinogen dikaitkan dengan peningkatan resiko gangguan pada kardiovaskular,termasuk penyakit jantung iskemik dan stroke
Lucia Vini Puspita Rodja (41170158)
LikeLike
Glikoprotein multimerik besar yang terdapat dalam plasma, matriks subendotel dan penyimpanan granular di trombosit dan sel endotel adalah
A. Von Williebrand Factor (VWF)
B. GPV1
C. Kolagen
D. Laminin
E. Fibronectin
Jawaban : A. Von Williebrabd Factor (VWF)
LikeLike
Fibrinogen dan pembengkakan pada proses perdangan terutama di mediasi oleh interaksi leukosit melalui reseptor permukaan yang disebut…
A. Antemin
B. Infibrin
C. Aminatin
D. Integrin
E. Aplastin
Jawaban D
Sumber: jurnal fibrinogen: biokimia epidemiologi dan determinan
Penjelasan : karna pada perdangan pasti terjadi interaksi dengan leukosit dan disana terdapat reseptor permukaan yang bernama integrin
Natasha vanya
41170196
LikeLike
Glikoprotein multimerik besar yang terdapat dalam plasma, matriks subendotel dan penyimpanan granular di trombosit dan sel endotel adalah
A. Von Williebrand Factor (VWF)
B. GPV1
C. Kolagen
D. Laminin
E. Fibronectin
Jawaban : A. Von Williebrabd Factor (VWF)
Von Williebrand Factor adalah glikoprotein multimerik besar yang terdapat dalam plasma, matriks subendotel dan penyimpanan granular di trombosit dan sel endotel.
Sumber : ringkasan jurnal Biokimia Trombosit Darah
LikeLike
Anathasya Astritaningsih Marjadi 41170106
Cacat pada fungsi trombosit meningkatkan maka akan terjadi
a. Pendarahan
b. Polisitemia primer
c polisitemia sekunder
d. thalasemia
Jawaban a
LikeLike